Minggu, 28 Februari 2010
Sabtu, 27 Februari 2010
Jumat, 26 Februari 2010
Kamis, 25 Februari 2010
Rabu, 24 Februari 2010
Selasa, 23 Februari 2010
Senin, 22 Februari 2010
Minggu, 21 Februari 2010
Sabtu, 20 Februari 2010
Jumat, 19 Februari 2010
Kamis, 18 Februari 2010
Rabu, 17 Februari 2010
Selasa, 16 Februari 2010
Senin, 15 Februari 2010
Gasandry - Kopi Jahe Susu (1)
Minggu, 14 Februari 2010
Indocafe - Ice Coffeemix Strawberry
Sabtu, 13 Februari 2010
Good Day - Coffee Freeze Mocafrio
Jumat, 12 Februari 2010
Torabika - Moka
Kamis, 11 Februari 2010
Menilai Kepribadian Dari Kopi Kesukaannya
DARI jenis kopi yang disukai seseorang terletak pula ciri kepribadiannya. Apa dan bagaimana kopi menceritakan karakter peminumnya?
1. Kopi instan mana-mana banyak dijual kopi instan. Yang dibutuhkan hanyalah air panas untuk menyeduhnya, aduk, langsung minum. Ada yang sudah dicampur susu, ada pula kopi murni. Penggemar jenis kopi ini biasanya ingin segala sesuatu cepat dan segera, tanpa perlu bersusah payah. Kadang mengorbankan kualitas demi mengejar waktu. Bisa jadi, perempuan pertama yang disukainya langsung "ditembak" untuk jadi pacar meski baru kenal seminggu.
2. Kopi non-kafein Semua orang tahu, kopi mengandung kafein yang bisa membahayakan kesehatan, tetapi sering kali disangkal oleh para kopi mania. Bagi yang suka aroma kopi tapi takut akan kafeinnya, ada sejenis minuman yang disebut kopi non-kafein (decaf). Penggemar minuman ini sangat peduli pada masalah kesehatan. Sangat selektif memilih makanan atau minuman yang menyehatkan saja. Ia juga takut mengambil risiko yang bisa membahayakan dirinya.
3. Kopi giling Ada yang suka minum kopi langsung dari biji kopi segar yang digiling. Di supermarket dan toko dijual jenis kopi segar ini. Namun, bila si dia punya alat giling kopi di rumahnya, berarti dia suka menggiling sendiri biji kopinya. Artinya, dia selalu ingin mengerjakan segala sesuatu sendiri, sangat mandiri, dan tidak tergantung pada siapa pun. Bisa pula diartikan, dia tidak mudah percaya pada orang lain.
4. Espresso Jenis kopi ini sangat kuat dan sangat hitam karena dibuat langsung dari biji kopi dengan kadar air yang sangat sedikit. Disebut espresso karena cafe dan restoran menghidangkannya dalam waktu singkat di gelas kecil. Ini berkat teknologi mesin espresso dari Italia. Penggemar jenis kopi ini menyenangi pengalaman yang hebat, keras, dan penuh tantangan. Meski suka pada hal-hal berbahaya seperti mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Mereka juga biasanya sangat kreatif. Di sisi lain, mereka sangat penuntut, baik pada diri sendiri, maupun orang di sekitarnya.
5. Cappuccino Cappuccino adalah espresso ditambah campuran susu, dihidangkan di gelas besar. Perpaduan kopi espresso dan susu menghasilkan warna coklat mirip pakaian para biarawan Capuchin, maka dinamakan cappucino. Penyuka jenis ini termasuk orang yang santai dalam menghadapi apa pun. Tidak mau diburu-buru, meski pada akhirnya segala sesuatu dapat dibereskannya. Hidup baginya seperti menikmati cappucino, ringan namun tetap nikmat.
6. Kopi campuran Sekarang ini banyak kopi yang dicampur berbagai bahan sehingga menghasilkan aneka rasa. Ada kopi yang dicampur sirup karamel, ditambah bubuk kayu manis, atau ditambah moka. Penyuka jenis kopi ini tidak suka pada hal-hal yang dianggap wajar oleh banyak orang. Inginnya tampil dan berpikiran beda. Bersamanya, orang tidak pernah bosan, karena ia selalu menemukan hal-hal baru untuk dilakukan.
7. Kopi Irlandia Ada satu jenis kopi yang sangat keras, yaitu kopi Irlandia (Irish coffee). Keras karena dicampur alkohol. Kopi dan alkohol punya efek bertentangan. Kopi membuat orang melek dan mengaktifkan kesadaran, sementara alkohol membuat pikiran tidak sadar. Penggemar minuman ini punya ide, pikiran, dan sifat yang kadang berseberangan. Dalam satu waktu, ia bisa terlihat gembira, dan sejenak kemudian murung.
8. Kopi tubruk Bubuk kopi diseduh bersama ampasnya, kadang tanpa gula, dan diminum selagi ampasnya masih mengambang. Penggemar kopi ini suka segala sesuatu yang alamiah, dan tidak toleran pada kebohongan. Betapa pun pahitnya sebuah kebenaran, ia akan menerima.
Sumber ;
Erika Paula (kompas.com)
Sumber ;
Erika Paula (kompas.com)
Nescafe - Kopi Susu Tubruk
Rabu, 10 Februari 2010
ABC - Brownies
Selasa, 09 Februari 2010
Indocafe - Caffe Latte
7 Tips Sehat Minum Kopi
BAGIKU, teman terbaik ngeblog di pagi hari adalah kopi. Pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi -red) sering aku menanyakan tentang kebiasaan mereka minum kopi. Bukan hal yang mengejutkan kalau pada kenyataannya mereka rata-rata minum 5 cangkir kopi sehari! Lalu aku pun menyarankan mereka untuk meninggalkan kebiasaan minum kopi, padahal kopi dari Indonesia memiliki cita rasa yang tinggi dan digemari di seluruh dunia. Rugi? Nah, sebelum bergabung dengan kelompok orang yang tidak boleh minum kopi dan hanya bisa menelan ludah melihat orang lain mengecup si hitam manis ini, ada baiknya kita ketahui “7 Tips Sehat Minum Kopi” berikut:
1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.
2. Sinyal Bahaya
Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.
3. Dengarkan Respon Tubuh
Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi. So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!
4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui kandungan caffeine dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung caffeine sehingga merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang perlu diperhatikan kandungan caffeine seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh, coklat, obat sakit kepala.
Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata 259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg caffeine.
Dari penelitian lain, kopi decaf (kopi tanpa caffeine) baik untuk mereka yang mengalami obesitas karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.
5. Coffee Mix
Lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Namun kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Banyak yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Eits, jangan salah. Seorang peminum kopi sejati tidak merokok! Rokok dapat mengurangi nikmatnya ngopi lho…
6. Kelompok Anti-Kopi
Kelompok berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak, orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis: hipertensi). Nah, kalau sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!
7. Check Up
Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah ukuran tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin baik untuk penatalaksanaan selanjutnya. JNC VII mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :
1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.
2. Sinyal Bahaya
Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.
3. Dengarkan Respon Tubuh
Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi. So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!
4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui kandungan caffeine dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung caffeine sehingga merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang perlu diperhatikan kandungan caffeine seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh, coklat, obat sakit kepala.
Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata 259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg caffeine.
Dari penelitian lain, kopi decaf (kopi tanpa caffeine) baik untuk mereka yang mengalami obesitas karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.
5. Coffee Mix
Lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Namun kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Banyak yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Eits, jangan salah. Seorang peminum kopi sejati tidak merokok! Rokok dapat mengurangi nikmatnya ngopi lho…
6. Kelompok Anti-Kopi
Kelompok berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak, orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis: hipertensi). Nah, kalau sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!
7. Check Up
Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah ukuran tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin baik untuk penatalaksanaan selanjutnya. JNC VII mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :
Sumber :
http://andaka.com
Good Day - 3 in 1 The Original
Senin, 08 Februari 2010
Javabica - Cafelicious Mochaccino
Minggu, 07 Februari 2010
Kopi, Secangkir Minuman Nikmat
KOPI merupakan salah satu minuman yang paling digemari banyak orang. Dari setiap tiga orang di dunia, salah satunya adalah peminum kopi. Kopi memang sungguh nikmat jika diminum baik pagi hari, atau saat malam hari ketika pekerjaan menumpuk. Kopi merupakan salah satu minuman yang paling dinikmati banyak orang, yang tidak sekadar diteguk saja, namun juga dinikmati. Bisnis kopi pun telah menjadi bisnis puluhan milyar dolar, yang hanya mampu disaingi oleh bisnis minyak bumi
Biji tanaman kopi dipanggang lalu dihaluskan dan dihidangkan. Metode pemanggangan biji kopi sendiri belum diketahui kapan dimulainya. Namun tanaman kopi berasal dari dataran tinggi di Ethiopia, yang pada saat itu merupakan tanaman liar di Ethiopia. Lalu tanaman kopi dari sini dikembangkan di Semenanjung Arab sekitar abad ke-15, yang terkenal menjadi Kopi Arabika. Kopi Arabika saat ini menjadi jenis kopi yang paling banyak diproduksi di dunia yaitu mencapai lebih dari 60 persen produksi kopi dunia.
Menurut legenda, kopi ditemukan oleh seorang pemuda Arab bernama Kaldi, seorang penggembala kambing. Ia selalu memperhatikan bahwa kambingnya selalu menunjukkan gejala gembira setelah menggigit biji dan daun suatu tanaman hijau. Karena penasaran, ia mencoba biji tanaman tersebut dan merasakan efek semangat serta gembira. Akhirnya penemuan ini menyebar dari mulut ke mulut, sejak itu lahirlah kopi menurut legenda di Arab.
Pada tahun 1610, tanaman kopi pertama ditanam di daerah India. Bangsa Belanda mulai mempelajari pengembangbiakan kopi pada tahun 1614. Lalu pada tahun 1616, mereka berhasil memperoleh bibit dan tanaman kopi yang subur dan langsung mendirikan perkebunan kopi di Srilanka dan tanah Jawa (Indonesia) pada tahun 1699. Kemudian oleh bangsa Belanda, tanaman ini disebar ke koloni Belanda di Amerika Tengah seperti di Suriname dan Kepulauan Karibia. Kemudian bangsa Perancis juga tertarik dengan perdagangan kopi ini. Mereka membeli bibit kopi dari Belanda lalu dikembangkan di Pulau Réunion sebelah timur Madagaskar. Namun mereka gagal mengembangkan kopi di sini. Lalu pada tahun 1723, bangsa Perancis mencoba mengembangkan tanaman kopi di daerah Pulau Martinik. Pada tahun 1800-an, tanaman kopi dikembangkan di Hawaii. Belakangan tanaman ini juga dikembangkan di Brasil dan daerah-daerah lainnya.
Asal Kata Kopi
Kata kopi atau dalam bahasa Inggris coffee berasal dari bahasa Arab qahwah, yang berarti kekuatan. Kemudian kata kopi yang kita kenal saat ini berasal dari bahasa Turki yaitu kahveh yang kemudian belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda dan coffee dalam bahasa Inggris. Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi.
Kopi pada Zaman Dahulu hingga Sekarang
Awalnya kopi digunakan sebagai produk makanan. Kemudian kopi digunakan sebagai pengganti minuman anggur. Belakangan kopi digunakan juga sebagai obat. Dan saat ini kopi terkenal sebagai minuman yang cukup digemari.
Pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan. Seluruh biji kopi dihancurkan, lalu ditambahkan minyak. Lalu adonan ini dibentuk berbentuk bundar dan menjadi makanan. Sampai saat ini, beberapa suku di Afrika masih memakan kopi dalam bentuk seperti itu.
Belakangan, kopi digunakan sebagai pengganti minuman anggur. Biji kopi dibuat sebagai minuman yang mirip dengan anggur. Beberapa orang membuat minuman seperti ini dengan menuangkan air mendidih ke biji kopi yang sudah dikeringkan. Sebagai obat, kopi dapat bermanfaat untuk mengobati migrain, sakit kepala, gangguan jantung, asma kronis dan gangguan buang air. Meski demikian, untuk konsumsi kopi berlebih bisa berakibat buruk. Jika mengkonsumsi kopi secara belebih dapat meningkatkan asam lambung, menyebabkan ketegangan, dan mempercepat detak jantung. Selain itu, konsumsi kopi secara berlebih, sering dikaitkan dengan sakit maag.
Belakangan, kopi digunakan sebagai minuman yang cukup nikmat. Biji kopi dikeringkan lalu dipanggang dan digiling dalam batok. Hasilnya kemudian bisa menjadi minuman kopi yang nikmat. Belakangan ditemukan mesin penggiling biji kopi yang memudahkan produksi kopi sebagai minuman.
Berbagai Macam Kegunaan Kopi
Berbagai rasa kopi yang khas membuat sensasi menyenangkan di mulut. Misalnya es kopi atau iced coffee yang manis biasanya menyegarkan. Es krim rasa kopi pun juga menjadi favorit bagi banyak orang. Kopi juga menjadi salah satu bahan dasar beberapa jenis kue rasa kopi. Dan yang paling populer adalah kopi polos dan juga kopi susu.
Namun para ilmuwan juga menyelediki manfaat lain dari kopi. Sisa bubuk dari kopi bermanfaat sebagai pupuk yang baik. Selain itu, beberapa produk disinfektan maupun isolasi untuk dinding, lantai dan atap juga dapat dibuat dari kopi. Gliserin yang merupakan produk sampingan dari sabun, dapat dibuat dari minyak kopi. Minyak kopi juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat cat, sabun, maupun produk lainnya.
Biji kopi dapat bermanfaat untuk berbagai produk dan kegunaan. Namun yang paling populer tentu saja sebagai minuman yang nikmat yang diminum banyak orang setiap harinya.
Kopi Arabika dan Kopi Robusta
Meski di seluruh dunia ada sekitar 70 spesies pohon kopi, dari yang berukuran seperti semak belukar hingga pohon dengan tinggi 12 meter, namun hanya ada dua spesies pohon kopi yang secara umum dikenal untuk diproduksi sebagai produk kopi. Kedua spesies ini digunakan untuk produksi sekitar 98 persen produksi kopi dunia. Apa sajakah itu? Kopi yang pertama kali dikembangkan di dunia adalah Kopi Arabika yang berasal dari spesies pohon kopi Coffea arabica. Kopi jenis ini yang paling banyak diproduksi, yaitu sekitar lebih dari 60 persen produksi kopi dunia. Kopi arabika dari spesies Coffea arabica menghasilkan jenis kopi yang terbaik. Pohon spesies ini biasanya tumbuh di daerah dataran tinggi. Tinggi pohon kopi ini antara 4 hingga 6 meter. Kopi arabika memiliki kandungan kafein tidak lebih dari 1,5 persen serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 44 kromosom.
Pohon kopi spesies lainnya yang juga cukup banyak diproduksi sebagai produk kopi adalah Coffea canephora yang sering dikenal sebagai Kopi Robusta. Tinggi pohon Coffea canephora mencapai 12 meter dan dapat ditanam di daerah yang lebih rendah dibanding kopi arabika. Kopi robusta biasanya digunakan sebagai kopi instant atau cepat saji. Kopi robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi, rasanya lebih netral, serta aroma kopi yang lebih kuat. Kandungan kafein pada kopi robusta mencapai 2,8 persen serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 22 kromosom. Produksi kopi robusta saat ini mencapai sepertiga produksi kopi seluruh dunia.
Dilema Minum Kopi dan Bahaya Kopi
Meski minum kopi sungguh nikmat, namun minuman ini sering memunculkan berbagai dilema. Beberapa penelitian menunjukkan bahaya dari minum kopi. Bahkan pada jaman dahulu, di Timur Tengah, kopi sempat menjadi minuman yang haram karena sering menimbulkan efek negatif. Apa saja bahaya dari kopi yang nikmat ini?
Konsumsi kopi telah dikenal begitu luas dewasa ini, dan berbagai peringatan dari para ahli telah berulang kali diungkapkan selama bertahun-tahun terhadap banyaknya bahaya yang mengancam para peminum kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penggemar kopi harus mewaspadai bahaya yang bisa timbul dari kebiasaan minum kopi mereka. Bahaya tersebut antara lain penyakit jantung, diabetes dan bahkan beberapa jenis kanker. Meski demikian, banyak orang mengabaikan peringatan ini. Mengapa?
Selama beberapa tahun belakangan ini, para peneliti telah mempublikasikan hasil penelitian mereka mengenai akibat minum kopi. Namun kesimpulan yang dibuat para peneliti ini belum sampai ke kesimpulan yang meyakinkan. Mengapa? Karena biasanya para peneliti hanya meneliti bahaya dari kafein, salah satu dari 500 kandungan kimia alami dalam secangkir kopi. Jadi sebenarnya penelitian terhadap kopi memang masih belum final dan masih jauh lebih kompleks.
Kafein yang terkandung dalam kopi memiliki efek stimulan yang cukup berbahaya. Kafein dapat menyebabkan seseorang sulit tidur. Kafein juga menyebabkan seseorang sulit mengendalikan emosi serta sulit berkonsentrasi. Kafein juga diindikasikan bisa memicu kanker. Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan kolesterol hingga 10 persen. Khususnya jika kopi yang diminum tanpa disaring dan langsung dipanaskan. Kolesterol sendiri dikenal sebagai penyebab gangguan jantung. Seorang ahli nutrisi dari Inggris merekomendasikan untuk minum kopi yang segar dan bukan kopi yang sudah diolah, dipanaskan dan dididihkan selama beberapa waktu.
Bagi para penggemar kopi, para ahli menyarankan untuk minum kopi secara wajar. Hindari minum lebih dari enam cangkir kopi dalam sehari. Bagi mereka yang mengalami gangguan jantung, gangguan ginjal dan tekanan darah tinggi sebaiknya minum kopi cukup satu cangkir sehari. Untuk wanita hamil dan menyusui, sebaiknya juga minum tidak lebih dari secangkir kopi sehari. Kopi memang nikmat, namun kesehatan jauh lebih penting dibanding menikmati kopi secara berlebih. Selamat menikmati secangkir kopi Anda!
Sumber :
http://Kumpulan.info
Kopiko - Brown Coffee
Sabtu, 06 Februari 2010
Kuku Bima - Kopi Ener-G
Jumat, 05 Februari 2010
Kopi Instan
DALAM zaman serba cepat sekarang ini, minum kopi juga dipercepat. Untung ada kopi instant, yang segera bisa diminum, setelah diseduh dengan air panas.
Zaman santai seperti waktu nenek moyang kita minum kopi sambil lesehan, mendengarkan burung perkutut dulu, kini agaknya sudah langka. Sayang sekali!
Saya masih ingat, bagaimana ibu saya dulu menyiapkan wedang (minuman panas) kopi dari koffiefilter, teko keramik, yang di atasnya ada penyaringnya berbentuk silinder. Semalam sebelumnya, ada sejumlah bubuk kopi yang dimasukkan ke dalam penyaring itu bersama air mendidih. Esok paginya, dalam teko itu sudah ada larutan sari kopi yang terkumpul, hasil penampungan tetesan kopi yang sudah melalui penyaring halus itu. Itulah yang kemudian diencerkan lagi dengan air hangat dan gula dalam cangkir, lalu dihidangkan kepada ayah yang sudah duduk menanti di meja makan, siap sarapan dan berangkat ke kantor.
Karena sari kopi itu diperoleh dengan meneteskan air melalui timbunan kopi bubuk yang ditahan penyaring, kopinya lalu disebut kopi tetes. Nikmatnya bukan main, karena yang kita minum adalah ekstrak kopi murni.
Pada hari Minggu dan hari besar, ngopi itu dilakukan lebih santai lagi. Tidak di meja makan yang formal, tetapi di serambi belakang yang menghadap ke kebun bunga. Sambil ngopi, ayah mendengarkan nyanyian burung perkutut dan tekukur.
Sudah berubah
Ketika saya sendiri menjadi pakné tolé (bapaknya anak-anak), acara minum kopi sudah tidak dengan perkutut lagi, tapi warta berita dari RRI, diselingi iklan radio swasta niaga dan musik dung-byeng-dung-byeng.
Kopi tetes tidak dibuat dengan koffiefilter keramik lagi, tapi dengan drip pot dari gelas pyrex tahan panas. Air mendidih yang mengekstrakkan kopi sejak malam sebelumnya, dan kini sudah terkumpul dalam wadah di bawah penyaring, dipanasi langsung dengan api kompor. Memang sudah lebih cepat, tapi karena dirasakan masih brengsek, ada yang kemudian mengekstrakkan kopi dengan coffeemaker saja yang lebih praktis. Bubuk kopi dicampur langsung dengan air dan gula dalam wadah gelas tahan panas (juga) dari coffeemaker itu, lalu dipanaskan di atas kookplat, yang merupakan bagian dari alat itu juga. Sewaktu bergolak karena mendidih, air ini mengekstrakkan sari kopi, sekaligus juga menyeduhnya. Tidak perlu satu malam seperti penyaringan kopi tetes, tapi beberapa menit saja.
Ini memang cocok dengan zaman serba cepat seperti sekarang ini, tapi hasilnya bukan ekstrak kopi tetes lagi, melainkan kopi tubruk (semacam kopi “tembak langsung”). Bubuk kopi dan gula diguyur langsung dengan air mendidih dalam cangkir, lalu diaduk sampai rata. Jelas ada sari kopi juga yang terperas ke luar dan larut dalam air mendidih itu, (dengan perkolasi, istilah teknisnya), tapi karena waktu yang diberikan cuma singkat, maka sari yang diekstrakkan juga kurang pekat. Bagian yang menyisa lebih banyak daripada yang diekstrakkan.
Kalau secangkir kopi ini dibiarkan mendingin, karena lazimnya wedang kopi memang tidak diminum waktu air masih kicat-kicat mendidih, maka permukaan air kopi itu turun dan meninggalkan sejumlah butiran kopi pada dinding cangkir bagian dalam.
Sewaktu air masih mendidih, permukaannya masih tinggi, tapi sesudah suhunya turun, permukaannya turun juga. Kopi itu seperti sudah diminum sebagian.
“Diminum roh leluhur,” komentar mbah saya yang tidak mau tahu tentang peristiwa air memuai dan menyusut, karena perbedaan suhu.
Kalau kita memakai kopi bubuk hasil penggilingan biji kopi (dulu malah bubuk hasil tumbukan dalam lumpang besi), maka di samping serbuk halus yang bisa larut dalam air panas dan bisa habis kita minum, masih lumayan banyaknya butiran kopi yang lebih kasar. Ini tidak mau larut, sehingga menyisa.
Dengan diciptakannya penggiling listrik yang dilengkapi penyaring halus, butiran kasar yang bisa menyisa ini maskin sedikit. Dengan diciptakannya kopi instant, sama sekali tidak ada kopi yang menyisa lagi, karena tidak ada butiran kasar yang nebeng.
Kok bisa?
Kopi instant dibuat pertama kali dulu, gara-gara ada permintaan dari pemerintah Brasil pada akhir tahun dua puluhan. Mereka kelebihan kopi yang tidak laku dijual dan terancam busuk. Ada yang dibakar, ada yang dipakai merebus air kepala kereta api dan ada yang dibuang ke laut begitu saja. Kementrian kopi lalu meminta kepada salah satu perusahaan bahan pangan di Swis, untuk mencari akal secara ilmiah, bagaimana caranya agar kopi bisa tahan lama disimpan, sebelum sampai ke konsumen, seperti coklat dan susu bubuk, misalnya. Kalau membuat susu bubuk instant bisa, tentunya kopi juga bisa.
Seorang pakar kimia, Max Rudolf Morgenthaler dari Nestlé, kemudian mencoba menerapkan proses pembubukan susu itu pada kopi di laboratorium mereka di Swis. Pada pembubukan susu bubuk, susu yang sudah dipasteurisasikan disemprotkan dalam ruangan yang dialiri udara panas. Udara ini menguapkan air dari larutan susu itu, lalu meninggalkan susnya sebagai bubuk. Memang gampang kelihatannya, tapi ketika cara itu diterapkan pada kopi, ternyata timbul masalah, berapa suhu yang diperlukan, agar kopi tidak gosong?
Sesudah berkali-kali gagal, akhirnya ditemukan suhu yang tidak mengganggu, yaitu 105°C. Nestlé berhasil membuat kopi bubuk awetan pertama kali, yang disebutnya nescafé. Dari Nestle dan café. Biji kopi yang akan diolah disortir dulu dan dicampur dengan hasil sortiran jenis kopi lain, untuk memperoleh kombinasi ramuan dengan rasa dan aroma tertentu yang khas keluaran pabrik pengolahan yang bersangkutan. Resep pencampuran ini merupakan rahasia perusahaan itu.
Sesudah disangrai dalam ketel raksasa, biji kopi kombi itu digiling untuk diekstrakkan sarinya dengan air. Hasilnya yang masih encer dipekatkan menjadi ekstrak kental, supaya lebih gampang diuapkan airnya, nanti.
Ekstrak kopi yang pekat ini disemprotkan dari tempat setinggi 30 m dalam ruangan tertutup, yang dialiri suhu panas sehingga menguapkan air yang dikandungnya dengan cepat sekali. Uap air ini lalu cepat-cepat disedot ke luar dari ruangan. Kopinya mengendap berupa bubuk yang sudah kering. Karena pengeringan dilakukan dengan penyemprotan, tekniknya disebut dengan pengeringan dengan penyemprotan.
Karena bagian bawah itu tidak dialiri udara panas, maka bubuk yang mengendap jelas mendingin lagi. Bubuk dingin ini jatuh di atas semacam saluran, tempat ia diperciki air lagi sedikit, supaya berubah menjadi granul yang lebih kasar butirannya. Maksudnya agar persis granulat kopi murni yang biasa jita beli sejauh ini. Kalau diseduh dengan air lagi, bubuk kopi kasar ini bisa langsung larut menjadi wedang kopi lagi. Karena segera bisa menjadi minuman yang siap pakai, kopi ini lalu diedarkan sebagai kopi instant.
Kopi beku instant
Cara kedua yang lebih canggih, mengeringkan kopi itu dengan pembekuan.
Ekstrak kopi pekat seperti yang dibuat pada pengeringan penyemprotan dibekukan dengan suhu minus hampir 40°C. Cairan itu membeku sebagai gumpalan keras, sehingga terpaksa digiling dan dikeringkan dalam ruangan pengering dingin. Dalam ruangan yang hampa udara ini, massa kopi dinaikkan suhunya pelan-pelan kembali selama empat jam. Maka, hablur esnya menyublim (berubah dari padatan langsung menjadi uap, tanpa menjadi cairan lebih dulu). Proses yang disebut pengeringan dengan pembekuan ini bisa lekas selesai, karena ruangannya dibuat hampa udara.
Sesudah airnya menguap, kopinya kembali menjadi butiran coklat keemasan lagi. Kalau nanti diseduh dengan air panas, hasilnya tidak berbeda dengan bubuk kopi yang ditubruk langsung dalam cangkir. Rasa, bau dan gizinya (berupa asam lemak, protein dan vitamin) masih utuh.
Tentu saja ia tidak meninggalkan sisa lagi dalam cangkir, karena sebelumnya memang sudah dijadikan larutan ekstrak (sari) kopi murni dulu, yang sudah disaring bagian-bagiannya yang kasar, seperti serabut, butiran kasar, kulit, dan lain-lainnya. Kemudian ia dihablurkan lagi menjadi kopi bubuk, sebelum diedarkan dalam botol kemasannya.
Untuk melayani penggemar kopi yang tidak suka menerima kafein terlalu banyak dalam tubuhnya, (padahal ia gemar minum kopi), pabrik kopi instant yang sama juga menyiapkan kopi yang sudah diambil kafeinnya. Biji kopi mentah diproses dalam steambath dulu, sehingga kafeinnya menguap sebagian. Kafein yang semula sepekat 5-10% bisa turun menjadi 3-6%. Memang tidak bisa hilang sama sekali. Sebab, kopi tanpa kafein sama juga dengan kopi bohong.
Kopi instant yang rendah kadar kafeinnya itu diedarkan sebagai decaffeinated coffee (bebas kafein), meskipun belum bebas sama sekali.
Oleh Slamet Soeseno – Majalah Bulanan Intisari No. 326
Langganan:
Postingan (Atom)